Bola bekel merupakan salah satu permainan tradisional yang mana dimainkan oleh satu atau lebih orang secara bergantian. Bola bekel terdiri dari bola dan biji bekel yang mana biasanya berjumlah 5 buah. Hal yang menarik adalah bola yang digunakan merupakan bola karet yang apabila dilempar dan jatuh akan melenting ke atas kembali dengan cepat. Semakin kencang dijatuhkan, bola tersebut akan melenting semakin tinggi. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari bola bekel ini?
Daya lenting bola bekel juga dimiliki oleh manusia lho yang disebut dengan resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan untuk bangkit kembali ketika menghadapi hambatan atau kesulitan dan kegagalan. Oleh karena itu, orang yang memiliki resiliensi yang rendah akan terus memikirkan masalah dan kegagalannya, merasa terus menjadi korban dan memiliki mekanisme penyelesaian masalah yang kurang adaptif. Hal ini berkebalikan dengan orang yang resilien yang mana ia mampu beradaptasi terhadap tekanan dan kesulitan, menyadari emosi negatifnya ketika menghadapi masalah dan kegagalan serta melakukan sesuatu untuk menyelesaikan permasalahannya tersebut. Lalu, apakah untuk menjadi pribadi yang resilien harus selalu terlihat kuat, tangguh dan seakan-akan bisa menghadapi berbagai masalah yang ada? Tentu saja tidak.
Individu yang resilien mampu untuk memahami kemampuan dirinya dalam menghadapi permasalahan yang ada. Ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan, ia akan mengatakan pada dirinya sendiri, "Ada hal buruk yang terjadi, tetapi saya punya pilihan untuk terjebak pada kondisi ini atau melakukan sesuatu". Ataupun, "Permasalahan ini terlalu berat untuk saya selesaikan sendiri. Oleh karena itu, saya akan meminta bantuan orang-orang yang kompeten dan saya percaya untuk membantu". Jadi, resiliensi menyediakan keterampilan untuk menghadapi kesulitan dengan mengembangkan sumber daya diri, menerima kondisi yang ada untuk bisa melepaskannya dan melangkah maju.
Sebenarnya individu yang memiliki karakter resilien itu seperti apa yaa? Nah, berikut adalah beberapa karakter dari individu yang resilien:
Selanjutnya, apa yang bisa kita lakukan agar menjadi pribadi yang resilien? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya:
Hal di atas menunjukkan bahwa sebenarnya menjadi individu yang resilien itu bisa diupayakan. Jadi tergantung pilihan kita, apakah akan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan atau menjadi pribadi yang seperti bola bekel ini. Pribadi yang berupaya untuk terus bangkit ketika terjatuh menghadapi berbagai masalah yang ada, karena dalam kehidupan kita akan terus berjalan dari satu masalah ke masalah yang lain. Oleh karena itu, mari terus bergerak dan melenting seperti bola bekel!
Rujukan
Duckworth, Angela. (2016). Grit: The Power of Passion and Perseverance. New York: Scribner.
Dweck, Carol S. (2017). Mindset: Changing The Way You Think To Fulfill Your Potential. New York: Robinson.
Newberg, A., Waldman, M.R.(2013).Words Can Change Your Brain: 12 Conversational Strategies to Build Trust, Resolve Conflict and Increase Intimacy. New York:Pinguin Group.
Pekrun, R. (2017). Emotion and achievement during adolescence. Child Development Perspectives, 11(3), 215-221. https://doi.org/10.1111/cdep.12237
Jatuh-Bangkit Seperti Bola Bekel
Kamu Tim Growth Mindset atau Fixed Mindset?
Remaja Juga Bisa
Toxic Relationship VS Healthy Relationship
Kenapa Belajar Perlu Motivasi?
Apa Itu Toxic Relationship?
BERJUANG MERAIH MIMPI
Menjadi Kreatif, Kenapa Nggak?
Tumbuh berkembang bersama sahabat
Antara Passion dan Career, Mana yang Lebih Diutamakan?
Jadikan Membacamu Lebih Asyik
Katakan TIDAK pada Rayuan Pacar
@PSIMAS, 2020. ALL RIGHTS RESERVED