Artikel

Kenali Bahasa Cintamu

Laela Siddiqah, M.Psi., Psikolog
08-02-2021 06-21_cover.jpg


Setiap orang pasti ingin dicintai. Saat diri merasa dicintai, maka kita pun merasa nyaman dan aman. Tidak ada rasa khawatir yang berlebihan karena yakin bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang sayang. Namun tidak sedikit orang yang merasa tidak dicintai, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Kenapa bisa begitu ya? Padahal setiap orang tua (kebanyakan) selalu mencintai anak-anaknya.

Setelah ditelaah lebih lanjut, ternyata apa yang menyebabkan seseorang bisa merasa tidak dicintai salah satunya adalah karena bahasa cintanya berbeda dan tidak dipahami oleh orang yang memberikan perhatian dan rasa sayang kepadanya.

Sebenarnya, bahasa cinta itu seperti apa sih? Bahasa cinta bisa diartikan sebagai cara seseorang mengekspresikan rasa sayang dan cintanya kepada orang lain dan juga akan merasa dicintai jika menerima perlakuan yang sama.

Setiap orang bisa memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda. Secara umum ada 5 bahasa cinta dan setiap orang memiliki satu kecenderungan yang lebih kuat diantara yang lainnya.  Apa saja itu?

  • Ungkapan perasaan positif melalui kata-kata seperti pujian, motivasi, dan lain-lain.
  • Pelayanan. Seseorang dapat merasa dicintai ketika dilayani, seperti disediakan makanan, diambilkan sesuatu yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
  • Hadiah. Ada yang paling merasa dicintai ketika diberi hadiah. Tidak selalu sesuatu yang besar dan berharga, namun hadiah dan kejutan kecil pun akan sangat menyenangkan.
  • Waktu berkualitas. Ada yang paling merasa dicintai ketika menghabiskan waktu bersama, seperti nonton film, berolahraga, makan bersama.
  • Sentuhan. Seseorang dapat merasa disayang dan dicintai ketika berdekatan dan bersentuhan, seperti mendapat belaian, pelukan, pijatan, dan lain-lain.

Naah, kamu paling merasa dicintai saat diperlakukan dengan ekspresi cinta yang mana? Semuanya pasti menyenangkan ya saat kita menerima hal-hal baik. Namun, tentu ada yang paling menyentuh sampai ke dalam hati karena memang bahasa cintanya demikian.

Selain untuk menyatakan rasa cinta dan sayang kita kepada orang lain, ekspresi cinta ini pun dapat ditujukan untuk diri sendiri. Bukannya mencintai diri sendiri menjadi awal dan dasar untuk dapat mencintai orang lain? Jadi, tak ada salahnya kita pun melakukan hal-hal baik untuk menunjukkan rasa cinta kepada diri kita sendiri.

Apa saja yang bisa dilakukan? Kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini....

Gunakan self-talk dan afirmasi positif yang membuat diri menjadi lebih tenang dan termotivasi. Beri pelayanan dengan merawat diri dengan baik dan penuhi kebutuhan yang penting bagi diri sendiri. Beri apresiasi dan hadiah untukmu atas hal-hal baik yang telah dilakukan, seperti membeli makanan favorit atau barang yang diinginkan. Jangan hanya memberi tugas pada diri sendiri, namun juga berikan penghargaan. Luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai atau hobimu, istilahnya me time. Untuk yang menyukai sentuhan, bisa manjakan diri dengan pijat atau spa.

Saat kita mengenali bahasa cinta sendiri, maka kita pun bisa memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik sebagai wujud ekspresi mencintai diri sendiri. Selain itu, kita pun bisa menyampaikan kepada kedua orang tua kita terkait bahasa cinta yang dominan dimiliki. Harapannya, setiap rasa kasih dan sayang yang mereka berikan dapat benar-benar kita rasakan dan berkesan.

Selamat mencintai dirimu sendiri dengan bahasa cintamu, sebelum engkau mencintai orang lain. Asyiiiiik....kaaaan....

Silakan bagikan halaman ini:

Artikel Lainnya

Relawan Psikolog Masuk Sekolah Berkontribusi dalam Layanan Helpline #Bersamamu 2024


Laporan Tahun 2022: Memperluas Dampak, Memperkuat Pendampingan


Laporan Tahun 2021: Awal Langkah Mendampingi Remaja di Tengah Pandemi


Jatuh-Bangkit Seperti Bola Bekel


Kamu Tim Growth Mindset atau Fixed Mindset?


Remaja Juga Bisa


Toxic Relationship VS Healthy Relationship


Kenapa Belajar Perlu Motivasi?


Apa Itu Toxic Relationship?


BERJUANG MERAIH MIMPI


Menjadi Kreatif, Kenapa Nggak?


Tumbuh berkembang bersama sahabat


Psikolog Masuk Sekolah
psikologmasuksekolah

@PSIMAS, 2020. ALL RIGHTS RESERVED