Artikel

Remaja Solutif

Runi Rulanggi, M.Psi., Psikolog
08-02-2021 16-23_cover.jpg


Pernah mengalami masalah? Atau sedang mengalami masalah saat ini? Jangan khawatir, kamu tidak sendiri. Sekarang kami ada untukmu. Semua orang pernah memiliki masalah, akan tetapi tidak semua orang tahu cara menyelesaikan masalah dengan baik lho, ternyata. Ada macam-macam reaksi orang ketika menghadapi masalah. Ada yang menghindar, ada yang pura-pura lupa, ada yang menangis, ada yang marah-marah, tapi yang lebih baik adalah tetap tenang dan berusaha mencari jalan keluar atas masalah tersebut.

Ketika masalah itu muncul, biasanya ia akan menimbulkan stres. Stres itu adalah hal-hal yang membuat kita merasa tertekan, sedih, pokoknya nggak nyaman banget deh. Tentunya stres ini ingin kita kurangi dari diri kita. Kenapa harus dikurangi? karena stres ini bisa membuat diri kita jadi nggak hepi. Nah, bagi sebagian orang yang cukup mampu untuk beradaptasi dengan situasi stres tersebut, ia akan fokus untuk menghadapi masalahnya daripada membiarkan perasaannya berlarut-larut nggak karuan. Tapi, bagi sebagian yang lain mungkin perlu waktu lebih lama untuk keluar dari masalahnya. Sama seperti ketika kita habis berantem dengan teman, atau ketika kita mendapat nilai yang kurang memuaskan, tentunya ada rasa kurang nyaman pada diri kita. Ada yang kemudian cepat move on dan bangkit dari keterpurukannya, namun ada juga yang akhirnya membiarkan masalah itu sampe berhari-berhari, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. Hmmm.....

Lalu, mengapa sih ada macam-macam respon orang ketika menghadapi masalah? Nah, hal ini terkait dengan cara penyelesaian masalahnya. Psikologi menyebutnya dengan istilah koping. Koping ya...., pake -ng di belakangnya. Koping ini diartikan sebagai suatu cara untuk mengontrol dan menghadapi tekanan tersebut. Ia dapat berbentuk pikiran positif atau perilaku tertentu yang berkaitan dengan cara seseorang untuk menghadapi masalahnya.

Ada 3 cara orang menyelesaikan masalahnya. Pertama, dengan menghadapinya. Tipe yang pertama ini cenderung untuk menghadapi masalah dengan berani, mencari dukungan sosial yang dibutuhkan untuk membantu menghadapi masalah, dan menerapkan langkah-langkah atau strategi tertentu untuk menyelesaikan masalahnya.

Sedangkan tipe yang kedua cenderung lebih menekankan pada aspek emosi. Ia akan mengontrol dirinya agar tidak lekas marah, mencari dukungan sosial, dan bertanggung jawab atas masalahnya.

Yang terakhir adalah tipe yang disebut disfungsional. Ia cenderung meluapkan emosi negatif, perilaku yang negatif, dan menghindari masalahnya. Akibatnya, pada tipe ini seseorang tidak berupaya untuk menyelesaikan masalah. Ia hanya melakukan hal-hal yang disenanginya untuk melupakan sejenak masalah yang dihadapinya. Nah, teman-teman bisa memilih sendiri, mana cara yang akan ditempuh ketika menghadapi masalah. Mana yang lebih baik dan tidak berorientasi pada kesenangan sesaat.

Remaja yang mampu menghadapi masalahnya dengan baik, tetap berpikir positif, dan berusaha untuk mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal-hal negatif ketika ia menghadapi masalah adalah cerminan dari remaja yang solutif.

Ya, memang menuliskannya tidak semudah melakukannya. Tapi, kita bisa kok mulai membiasakan untuk melatih diri kita agar lebih solutif ketika menghadapi masalah. Bagaimana ya caranya? Coba ikuti tips sederhana berikut ini:

  • Ketika menghadapi masalah, cobalah untuk menghadapinya, dan bukannya menyangkalnya. Misalnya, ketika nilai kita kurang memuaskan, hadapi saja, Tidak perlu sedih atau down. Apalagi menyalahkan orang lain atas kegagalan kita. Mulai lagi dan fokus untuk belajar lagi.
  • Buatlah beberapa alternatif langkah penyelesaian masalah. Misalnya, ketika kita ada masalah dengan teman, pikirkan beberapa cara untuk menyelesaikannya. Apakah perlu mediasi dengan pihak ketiga, atau kita langsung akan menyelesaikannya dengan teman tersebut.
  • Bangkit atau move on. Semua orang pasti pernah mengalami masalah. Jadi, jangan biarkan pikiran dan perasaan berlarut-larut sehingga membuat kita menjadi down. Bangkit dan sambut hari yang lebih baik yang akan segera datang.
  • Kontrol diri. Jangan mudah terpancing untuk mengeluarkan kata-kata kasar, marah-marah atau bahkan melakukan tindakan yang merusak diri ketika kita mengalami sebuah masalah.
  • Biasakan untuk berpikir positif. Semua masalah pasti ada hikmahnya bagi kita.
  • Biasakan untuk berpikir sebelum bertindak. Semua tindakan kita harus didasarkan atas pertimbangan yang matang dan bukan untuk mencari kesenangan sesaat.

Tidak sulit bukan? Sekarang, adik-adik semua bisa menjadi remaja solutif. Remaja solutif adalah calon orang dewasa yang solutif. Dan orang dewasa yang solutif adalah modal utama bagi bangsa yang maju. Sekian. Salam sehangat jahe merah untuk adik-adik sekalian.


Referensi:

Baqutayan, S. (2015). Stress and coping mechanisms: a historical overview. Mediterranean Journal of Social Sciences. 6. 10.5901/mjss.2015.v6n2s1p479.

Silakan bagikan halaman ini:

Artikel Lainnya

Relawan Psikolog Masuk Sekolah Berkontribusi dalam Layanan Helpline #Bersamamu 2024


Laporan Tahun 2022: Memperluas Dampak, Memperkuat Pendampingan


Laporan Tahun 2021: Awal Langkah Mendampingi Remaja di Tengah Pandemi


Jatuh-Bangkit Seperti Bola Bekel


Kamu Tim Growth Mindset atau Fixed Mindset?


Remaja Juga Bisa


Toxic Relationship VS Healthy Relationship


Kenapa Belajar Perlu Motivasi?


Apa Itu Toxic Relationship?


BERJUANG MERAIH MIMPI


Menjadi Kreatif, Kenapa Nggak?


Tumbuh berkembang bersama sahabat


Psikolog Masuk Sekolah
psikologmasuksekolah

@PSIMAS, 2020. ALL RIGHTS RESERVED